Selasa, 31 Mei 2011

Guru Penyemangatku, Dr. Amri Jahi

Perawakanmu tinggi besar, kayak turunan bule (kata teman-teman)
kulit putih, (ah tapi bukan itu yang penting).
senyum manis, berwibawa, penuh kharisma,
Ah Bapak... susah sekali menemukan yang serupa sepertimu.
bukan kelebihan fisikmu yang kuingat, tapi yang lebih dari itu.

Kau satu-satunya dosen yang membuat aku benar-benar merasa ter-encourage,
membuatku menjadi pembelajar sejati.
cara bicaramu yang tidak pernah menggurui dan menghakimi.
darimu aku belajar tentang belajar yang sesungguhnya.
Kau satu-satunya dosen yang memberikan aku 22 buku tebal untuk 1 mata kuliah dalam satu semester (mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa), dan dengan caramu, aku dan teman-teman mampu melahap dengan baik 22 buku itu.
karenamu, aku sering tidak tidur sama sekali dan ajaibnya aku tidak pernah ngantuk dan selalu tertarik aktif berdiskusi besoknya selama 4 jam di kelas.
karenamu, aku sering tidak mandi ke kampus, karena ternyata mngerjakan tugasmu lebih menarik dan lebih berharga daripada mandi yang biasanya menjadi prioritasku. dan ajaibnya, aku bisa ke kampus dengan segar dan pede.

kau tidak pernah menyela kami yang sering berdebat gak jelas,
kau tidak pernah menyalahkan kami atas konsep kami yang ngawur,

Bapak, u are really my energizer.

Bagi orang lain mungkin engkau dosen killer, tapi bagiku engkau dosen terbaik, terhumanis.
nilai pemberianmu untukku hanya AB, tapi bagiku itu A+,
karena banyak hal yang lebih berharga dari nilai A yang kudapat darimu.

Kau satu-satunya dosen yang mengundang kami para mahasiswamu buka bersama di rumahmu dan kami dijamu dengan berbagai makanan yang telah dipersiapkan oleh istrimu yang sama baiknya sepertimu, dan juga membungkuskan kami makanan untuk dibawa pulang.
Engkau satu-satunya dosen yang pernah mengajak kami berkunjung ke sawahmu di Majalengka dan kami dibekali beras dan mangga dari sawahmu.

Sayang sekali, pertemuanku denganmu hanya 1 semester saja. di semester berikutnya, kuotaku sudah habis dan tidak bisa mengambil mata kuliah pilihan agar bisa belajar bersamamu.

Dan pagi ini, setelah 4 hari aku menunggu balasan sms darimu, akhirnya aku bisa kembali bertemu denganmu, aku merasa mendapatkan energi baru, walau pertemuan itu hanya sebentar, hanya untuk memberikan buku kiriman dari temanku di Belanda sebagai hadiah dariku, untuk engkau Guru Penyemangat.

*Didedikasikan untuk dosen terbaikku di IPB, Dr. Amri Jahi, engkau laksana hujan di gurun pasir, penyejuk di tengah gersangnya dunia pendidikan!

mimpi

mimpi,
yang tak mungkin terwujud,
karena sabda dewa,
yang tak mungkin dilanggar,

aku tak ingin terbangun,
hanya di mimpi ini semuanya nyata,
hanya di mimpi ini aku bahagia.
Aku bahagia.

Aku terbangun,
semuanya hanya di alam mimpi.

Ah, Tuhan...
Kenapa Kau biarkan dewa mempunyai peraturan sendiri,
jika dilanggar akan durhaka.

Let's me keep dreaming!