Sabtu, 29 November 2014

Rindu

Lokasi foto: Tagana Training Sentul, Bogor

Aku cemburu pada langit, yang bisa memandangmu setiap saat.
Aku cemburu pada angin yang bebas menyentuhmu , membelaimu.

Kutitipkan rindu ini pada rintik hujan,
yang pada setiap butirnya ada malaikat bersaksi, 
Bahwa aku merindukanmu.


Jumat, 29 November 2013

Mushola Hotel Le Meridien Jakarta

Satu hal yang paling saya sukai ketika saya berkunjung (baca: bertugas) di Hotel Le Meridien yang berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman Jakarta Pusat ini  bukanlah makanannya (walaupun makanannya enak-enak, hehehe sama aja sih standar makanan hotel bintang 5), melainkan musholanya. Pengalaman beberapa kali menghadiri kegiatan-kegiatan yang diadakan di hotel ini oleh ILO, AusAID, WHO dan terakhir minggu ini oleh UNESCO, saya tetap terkagum-kagum dengan pengelola Hotel Le Meridien yang telah menyediakan Mushola yang nyaman untuk pengunjung.


Mushola yang saya maksud adalah mushola Hotel Le Meridien yang berada di lantai 2 tepatnya di kamar 207, dimana ruangan ini khusus didedikasikan untuk Mushola Perempuan. Saya sendiri tidak tahu mushola laki-lakinya sebelah mana.

 Begitu membuka pintu Mushola, pengunjung disambut dengan sebuah kursi di pojok dekat pintu untuk duduk melepas dan memakai sepatu serta lemari kayu untuk menyimpan mukena.
 Kemudian di pojok ruangan lainnya terdapat kamar mandi yang walaupun hanya menyediakan 1 keran air tetapi sangat nyaman untuk berwudhu, dilengkapi dengan handsoap, tempat sampah, tissue dan cermin besar serta kesed lantai.



Kaca mushola menghadap ke taman di luar dan tidak dilengkapi gorden, sehingga mengesankan ruangan menjadi lebih luas. Dinding mushola dihiasi dengan kaligrafi islam dan ukiran Allah-Muhamad di salah satu pojok. Dengan karpet lantai dan sajadah yang sangat empuk, pengunjung yang sholat di Mushola tersebut akan semakin nyaman melakukan ibadah sholat di sana.




Sekali lagi secara pribadi sebagai muslim saya sangat mengapresiasi pemilik dan pengelola Hotel Le Meridien yang telah menyediakan mushola yang cozy di hotel tersebut.***

Jakarta, 29 November 2013

Senin, 25 November 2013

1st night at Pontianak

Pyuuhh... after 2 hours delayed with GA 510 from Jakarta to Pontianak, and after having a very hectic Monday in the office from morning until afternoon, finally I am here at the City of Zero Degrees Latitude. Unfortunately I arrived in the night around 10 pm because I have to go to office first which is means work double-so I couldn't see the river view behind the Kartika Hotel where I will be staying for 2 nights.

But I was really enjoying the view from the plane before landing. I was sitting next to window near the right wing. And I could see clearly the lights of Pontianak seen from the sky. Subhanallah it so beautiful, but I didn't capture it because I didn't bring camera. The view at least could lose the boredom of mine.

Arrived at the airport, my friend has been waiting for so long and then he brought me to the hotel.. along the way, I saw there were so many durian which only 10 thousand rupiahs per pieces. Ahhh.. I am so glad because tomorrow I will spend my time to eat durian after working.

And now is 10 to twelve pm, 10 minutes to change the days. my roommate has already moved to her dream world, I can heard her voice. the TV is still on. I think I have to save my energy for tomorrow, for a duty in this city. Some places  has noted to be the destiny after my work finished. There are Tugu Khatulistiwa,  Budidaya Lidah Buaya, Rumah Betang Suku Dayak, etc.

Anyway, thanks Allah, thanks for today. the hectic days ended with lovely night.
Alhamdulillah....

Rabu, 13 November 2013

Mbak-mbak di Hotel M-One Cibinong

Well, well, well....
Kali ini gw lagi ada kegiatan di Hotel M One di Jl. Raya Bogor nomor sekian, Cibinong. Sebelumnya gw udah sering denger kalau hotel ini banyak dikaitkan dengan hotel tempat mesum dan ajep-ajep. Tapi memang mungkin panitia kegiatannya udah cocok banget dengan hotel ini sehingga beberapa kegiatan berlangganan dilaksanakan di hotel ini. 

Kemarin-kemarin sih gw Cuma denger dari temen gw kalau dia ketemu Mbak yang bajunya begini (baca: terbuka) yang lagi ngomongin tarif per 6 jam sama si Mbak Receptionist. Kemudian temen yang lain lagi yang cerita dapat kamar di gedung bagian belakang yang katanya tempat short time. Kebetulan selama ini gw selalu dapat kamar di gedung depan yang normal-normal aja.

Nah, tadi magrib-magrib gw baru sampe nih hotel, pas lagi jalan menuju lantai 4 melalui lift, pintu ruangan sebelah lift terbuka dan muncul mbak muda cantik bahenol berpakaian dress tanpa lengan merah dengan belahan dada terbuka lebar dan bawahan pas di bawah pantat, ia mengantarkan seorang bapak separuh baya, tipe om-om yang masih pakai baju safari warna biru dongker. Dari dandanannya bisa gw pastikan kalau si Mbak ini adalah pegawai di ruangan itu yang ternyata adalah night club, dan si bapak tadi adalah orang kantoran. Si mbak mengucapkan “Makasih yaa...” dengan lembut dan genit kepada si bapak tadi.

Well, akhirnya gw dipertemukan juga dengan jenis tamu yang pernah diceritain temen gw sebelumnya dan juga oleh orang lain di luar sana tentang hotel ini. Dengan segera gw masuk kamar dan menyambungkan kabel laptop yang baterenya sudah mau habis, sambil menunggu teman sekamar gw yang belum gw kenal yang belum datang, sambil ngetik cerita ini...

So...  buat lo pade yang baca tulisan gw ini, kalau mau nginep di Hotel M One ini sebaiknya jangan pakai baju yang seksi-seksi gitu deh, orang akan dengan mudah menjudge lo sebagai bagian dari jenis yang sama dengan mbak-mbak tadi, kagak enak kannnn... ***

Selasa, 12 November 2013

Berbadan kekar, tinggi besar, berotot baja, bertulang kawat bak gatot kaca.. menarik juga yaa.. tp ini cuma gw butuhin kalau pas lagi di kereta doang. Kenapa? Badan kurang kekar kayak gw apalagi gak tegaan dorong orang sana-sini kalau di kereta Commuter Line cuma jadi korban mereka para wanita berbadan kekar seperti ciri di atas dan mempunyai tingkat tega maksimal.

Kadang buat gw, mau naik dan mau turun dari kereta tuh kayak mau mati aja.. suwerrrr... tapi gw gak pernah kapok karena gw suka dengan kecepatan kereta ini nganter gw ke tempat kerja.Efek positifnya adalah gw jadi lebih sering dzikir di kereta..

Well, kembali ke badan wanita yang kekar dan super tega di kereta ini di kereta, kadang suka muncullin niat iseng gw ngerjain mereka. Mereka yang biasanya suka seenaknya nyender di badan orang lain (termasuk badan gw yang letoy), kadang suka gw kerjain dengan tiba-tiba melepaskan sandaran mereka dan hehe harapan gw gak sepenuhnya terkabul. Udah kebaca kan maksud gw, gw berharap mereka terjerembab atau terkaget2 terbangun dari mimpinya. Eehh boro-boro, saking kekarnya, mereka cuma goyang dikit dan lanjut lagi tidur.

Gw sih udah berusaha menghibur diri menikmati impitan badan-badan kekar ini, misalkan dengan baca apa yang bisa dibaca di smartphone gw.Nah kalaupas gw lagi fokus, biasanya gw anteng baca walau kondisi kegencet remek kayak rempeyek keinjek. Yang bikin gw terganggu adalah ketika tiba-tiba fokus gw terganggu dan akhirnya gw jadi teralih sama badan gw yang kegencet. Nah saat itulah gw merasa menderita dengan badan gw ini dan berharapa ada keajaiban yang merubah badan gw jadi sekekar hulk..Nah ketika gw sadar kalo keajaiban itu gak terjadi, muncul impuls iseng gw buat ngerjain orang yang nyenderin gw tadi..

Ahh jadi manusia emang banyak maruknya yaa... masa pengen punya badan kekar kalau pas di kereta doang :D

....



Love is about caring
About giving
About sincerity
About the peacefulness

And it is all about you.

The picture was borrowed from here

Jumat, 27 September 2013

Perintah Berbuat Adil bukan karena Peraturan/ UU, tetapi karena Allah

Keadilan menjadi hal yang sering dibicarakan dan diteriakkan baik di warung kopi, di kereta, di pojok tempat ngetem tukang ojek dan bajai, di jalanan oleh para perlementer jalanan, di ruang rapat para birokrat, di ruang anggota dewan yang terhormat, dan di tempat-tempat lainnya mulai dari tempat yang berdebu sampai tempat para elit, baik oleh orang awam atau oleh mereka yang mengaku high intellectual.

Bapak Presiden pun tidak ketinggalan berbicara keadilan secara tertulis dalam instruksinya yang tertulis secara resmi dalam Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 tentang Pembangunan yang Berkeadilan. Pancasila yang sudah lahir puluhan tahun lalu pun sudah memasukkan kata "adil" dalam sila ke 2 dan ke 5. Begitu pula Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 telah berulang-ulang menyebutkan kata "adil" di dalamnya.

Sebagai seorang birokrat, keadilan sering dipergunakan sebagai dasar membuat suatu kebijakan atau peraturan, dengan menggunakan Peraturan Perundangan yang ada yang dibuat manusia sebagai kiblat dan kitab suci dalam merancang kebijakan atau peraturan  yang mengusung keadilan.

Jika direnungkan secara mendalam, sangatlah merugi ketika kita merancang dan mengimplementasikan keadilan hanya karena peraturan atau undang-undang yang notabene dibuat oleh manusia. sungguh rugi. karena sesungguhnya kita mempunyai dasar hukum yang lebih tinggi dari itu, bahkan tertinggi, yang jika kita melakukan keadilan karenanya maka kita akan mendapat pahala yaitu ayat yang ratusan tahun lalu sudah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-'Arāf ayat 29 yang artinya:"Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". 

Sebuah teguran yang sangat mengena agar segala sesuatu dilakukan karena Allah, AlQuran dan Sunnah Rasul saja. That's it. Titik.