Kamis, 29 Januari 2009

kenapa sih?

Menyebalkan juga ya ternyata kalo orang yang dekat dengan kita marah tiba2, sampe2 gak mau angkat telpon dan atau balas SMS. Mana masih pagi, lagi!
Pundung kalo kata Sunda mah...
Perasaan aku gak pernah bersikap pundung gitu ama dia??

Eh mungkin aku juga kali ya yang harus intropkesi diri, mungkin tanpa aku sadari dia tersinggung dengan ucapan atau cara bicaraku yang kadang nyerocos and asal keluar aja...
Atau karena aku kadang spontan aja ngeluarin ide dari kepalaku?
Maybe...

Apa ini yang disebut "Aku kurang peka"?
Mungkin aja kali!

Maaf aja kalo aku ada salah, maaf....

Ya udah deh gak usah dipusingin sekarang, nambah penuh kepala aja....! Kerjaan di meja aja dah lumayan numpuk. Mendingan mikirin kerjaan aja dulu...
Kerja...kerja....

Mudah2an Allah membukakan hatinya dan mengembalikannya seperti semula.
Semoga Allah juga menyadarkan aku atas kesalahan-kesalahanku...
Amin...

Selasa, 27 Januari 2009

Ngobrol

Pernah gak sih merasa terganggu karena diajak ngobrol sama orang lain yg notabene satu team dengan kita?
Hal ini yang belakangan terjadi kepadaku dan lumayan mengganggu.
kenapa?
Apa karena aku pendiam?
Gak juga...
Kadang-kadang aku bawel kok, bisa ngobrol mpe berjam-jam di darat atau pun di telpon, tapi itu hanya dengan orang-orang tertentu saja, yaitu dengan orang yg memang aku ngerasa nyaman...
Apa karena obrolan itu mengganggu kerjaanku?
Gak juga...
Kadang aku suka ngobrol dengan temenku sambil ngetik kerjaan yg gak krusial bgt...
Oh berarti emang aku gak suka ngobrol dengan orang itu dengan alasan orang tersebut bukan teman deket aku atau bukan orang yang asyik bagiku. sehingga di depannya aku lebih suka menjadi orang yang pendiam...Only working, working n working...
trus selama ini aku juga berusaha untuk selalu terlihat sibuk di depannya... biar dia gak ngajak ngobrol.

Ugghhh..
akunya yang tidak menyenangkan atau dianya yg gak menyenangkan untuk ngobrol sih..
Kok jadi beban banget ya buat aku ketika harus ngobrol dengannya??

Mungkin aku harus pake cara 'The Secret' kali ya, dengan menganggap dia itu teman ngobrol yang menyenangkan dan aku tidak merasa terbebani ketika dia ngajakin aku ngobrol...
Mudah-mudahan bisa deh...
Amin...

KRL oh KRL

Kenapa ya belakangan ini pelayanan KRL semakin buruk? hari Jumat kemarin pas pulang kerja, KRL Bogor-Jakarta yg aku tumpangi mogok setelah melewati Stasiun Depok Lama. Para penumpang loncat di ketinggian sekitar 1.5 m untuk pindah ke kereta lainnya. Buat yg muda2 sih gak maslah... lah ini kasian yg pada tua2, kakek2 dan nenek2, ibu2 yg bawa bayi, yg bawaaannya banyak...
Alhamdulillah ada beberapa penumpang yg jadi sukarelawan nolongin penumpang loncat n naik kereta berikutnya yang gak kalah tingginya.
Mpe terakhir aku lihat ada petugas yang bawain kursi yang dipake sebagai tangga darurat untuk menurunkan dan menaikan penumpang.

Trus pas hari Minggu kemaren, kereta cuma pake satu jalur dari Cilebut ke Bogor. alhasil, penumpang numpuk di setiap stasiun, kereta tak kunjung datang..
setelah sekitar 2 jam menunggu, aku kehilangan sabar dan menukar kembali karcis yang sudah aku beli dan kemudian naik angkot 3 kali untuk sampai ke rumah... biasanya aku hanya membutuhkan 30 menit untuk sampai rumah dari stasiun, kali ini menyita waktu sekitar 2 jam...

Yah memang KRL menjadi pilihan yang paling bijak untuk transport harianku. secara kalo naik angkot atau bis, bisa makan waktu 2.5 jam dari rumah ke kantor dengan ongkos Rp. 25.000,- sehari.
nah dengan KRL ini hanya memakan waktu 1.5 jam dari rumah ke kantor dan ongkos sekitar Rp. 15.000,- per hari. Lumayan kan selisih waktu dan ongkosnya.. ;)

Mudah2an pelayanan KRL menjadi lebih baik deh... karena memang dibutuhkan banyak orang, seperti aku salah satunya :0

Saat kehilangan

Saat kehilangan...
Waktu terasa berhenti utntuk merekam kenangan,
Bayangan akan menghilang bersama embun,
Desir daun tertiup angin makin tertegun.

Tetesan air masih menggantung di ujung atap,
Ketika wajah putih pucat seperti menguap,
Ditinggal membujur kaku,
Tiada lagi nafas dalam udara yang beku.

Air jatuh tak ada arti dan berbunyi,
Malam yang ramai tetap sunyi.

Saat kehilangan...
Kenyataan menjelma bayangan,
menghirup nafas panjang tak dapat meringankan,
Doa dan amalan lah yang menjadi tumpuan.

Tanah masih basah dengan hujan semalam,
Jejak kaki timbul menghujam,
Jalan lama dilalui beriringan,
Ke depan tak mungkin lagi bergandengan tangan.

Sinar mentari tak hangatkan hari,
Tertutup mata sampai tiba waktunya nanti.

Selasa, 13 Januari 2009

Bapak bangga padamu, Dik!

Kain putih ini belum sempat kulipat, setengah ke bawah masih tersisa di badanku, saat aku menerima pesan singkatmu yang berisi "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah berpulang bapak kami..."
Yah, pesan itu menyiratkan, Bapak telah berpulang 18,5 jam yang lalu dan telah dikebumikan 5,5 jam yang lalu.
Pesan yang benar-benar membuatku tersentak kaget, dan kemudian terdiam sejenak,
air mata menetes, tangan ini menengadah, memohon yang terbaik untukmu dan Bapak, yang aku yakin beliau pergi dengan tenang dan bangga memmpunyai penerus sepertimu.
Bapak bangga padamu, Dik!

Oh Tuhan....
aku teringat,
50 jam yang lalu kau masih mengirimku pesan menanyakan kabarku "Mbak sehat?"
Namun sayangnya telepon selularku tidak ada pulsa sehingga tak bisa membalas pesan itu. padahal mungkin saat itu kau butuh teman... Maafkan aku!
49 jam yang lalu kau mengirimku karyamu seperti biasanya.
pusimu sangat bagus,mendalam, tapi aku sedikit heran, isi puisimu lain dari biasanya...
6 jam yang lalu, aku membaca pesan dari temanmu, yang mengucapkan belasungkawa. aku bertanya pada diri sendiri, siapa yang telah pergi, dan aku hanya bertanya apa yang telah terjadi kepadamu, Dik?
dan akhirnya...
pesan singkatmu 1 jam yang lalu,menjawab semuanya.

Ada rasa sedih,marah dan kesal, bercampur jadi satu.
Kenapa aku tidak ada pulsa sehingga tidak bisa membalas pesanmu yang mungkin saat itu kau butuhkan sebagai teman?
Kenapa internet di rumahku mati sehingga aku tidak bisa menghubungimu lewat messenger dan mungkin saat itu kau bisa berbagi?
Aku terdiam...
Diam...
Sebuah suara bertanya,"kenapa termenung?"
Aku masih terdiam...
Sebuah tangan halus, lembut membelaiku,seakan berkata bahwa hanya doa yang bisa kusampaikan sekarang.
Ya...
hanya doa,
semoga Bapak diterima di sisi-Nya, diampunkan segala dosanya dan diterima amal baiknya.
semoga,adanya dirimu, keberadaanmu, sebagai pahala yang tiada putusnya untuk Bapak.
semoga Allah memberikan kesabaran kepadamu, Ibu dan yang ditinggalkan,
semoga...
semoga...
semoga...
semoga...
Amin Ya Rabbalalamin...

Senin, 12 Januari 2009

....

Malam pun menjadi hening,
Langit tampak begitu bening,
Dan di dalam pelukan keheningan,
Malam tersembunyi mimpi kehilangan.

Bulan begitu bulat, jangan takut adikku,
Suara halus itu menyapaku.

Kalbu yang sudah meredup,
Kembali mencari gema yang hampir berlalu,
Kaki yang dingin,
Masih menahan sebagian nyawa,
Untuk merebahkan tubuh tidur kaku.

Bulan semakin pucat,
Selimuti jiwamu adikku,
Suara halus itu mengingatkanku.

Friksi dan siluet,
Makin mengganggu kelopak mata,
Degup mulai ada walaupun tidak tertata.

Biarkan hati yang ada di dirimu menjadikan hidup,
Suara terakhir itu hilang sayup-sayup.

Bulan semakin samar,
Tutupilah ragamu, adikku.
Suara halus itu ada di hatiku...