Selasa, 13 Januari 2009

Bapak bangga padamu, Dik!

Kain putih ini belum sempat kulipat, setengah ke bawah masih tersisa di badanku, saat aku menerima pesan singkatmu yang berisi "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah berpulang bapak kami..."
Yah, pesan itu menyiratkan, Bapak telah berpulang 18,5 jam yang lalu dan telah dikebumikan 5,5 jam yang lalu.
Pesan yang benar-benar membuatku tersentak kaget, dan kemudian terdiam sejenak,
air mata menetes, tangan ini menengadah, memohon yang terbaik untukmu dan Bapak, yang aku yakin beliau pergi dengan tenang dan bangga memmpunyai penerus sepertimu.
Bapak bangga padamu, Dik!

Oh Tuhan....
aku teringat,
50 jam yang lalu kau masih mengirimku pesan menanyakan kabarku "Mbak sehat?"
Namun sayangnya telepon selularku tidak ada pulsa sehingga tak bisa membalas pesan itu. padahal mungkin saat itu kau butuh teman... Maafkan aku!
49 jam yang lalu kau mengirimku karyamu seperti biasanya.
pusimu sangat bagus,mendalam, tapi aku sedikit heran, isi puisimu lain dari biasanya...
6 jam yang lalu, aku membaca pesan dari temanmu, yang mengucapkan belasungkawa. aku bertanya pada diri sendiri, siapa yang telah pergi, dan aku hanya bertanya apa yang telah terjadi kepadamu, Dik?
dan akhirnya...
pesan singkatmu 1 jam yang lalu,menjawab semuanya.

Ada rasa sedih,marah dan kesal, bercampur jadi satu.
Kenapa aku tidak ada pulsa sehingga tidak bisa membalas pesanmu yang mungkin saat itu kau butuhkan sebagai teman?
Kenapa internet di rumahku mati sehingga aku tidak bisa menghubungimu lewat messenger dan mungkin saat itu kau bisa berbagi?
Aku terdiam...
Diam...
Sebuah suara bertanya,"kenapa termenung?"
Aku masih terdiam...
Sebuah tangan halus, lembut membelaiku,seakan berkata bahwa hanya doa yang bisa kusampaikan sekarang.
Ya...
hanya doa,
semoga Bapak diterima di sisi-Nya, diampunkan segala dosanya dan diterima amal baiknya.
semoga,adanya dirimu, keberadaanmu, sebagai pahala yang tiada putusnya untuk Bapak.
semoga Allah memberikan kesabaran kepadamu, Ibu dan yang ditinggalkan,
semoga...
semoga...
semoga...
semoga...
Amin Ya Rabbalalamin...

2 komentar:

Pendidikan Gak Formal mengatakan...

pasti kehidupan akan berakhir
untuk itu manusia harus hidup
harus hidup ?
ya.....!
hidup untuk dapat membantu sesama
dan....
tidak lupa pada Sang Pencipta!

Santi UD mengatakan...

Thanks for the comment,

Yups,
setuju banget...

Mudah2an kita bisa menjadi manusia yg tidak lupa sama Sang Pencipta