Memang sih, formal tuh gak ada standarnya. Tiap daerah dan bahkan tiap negara berbeda-beda standarnya. Contohnya, penduduk di negara tertentu boleh-boleh saja memakai sandal dan kaos ketika mengunjungi kantor klien, bertemu atasan atau bahkan bertemu menteri sekalipun.
Tapi Indonesia punya standar sendiri, misalnya ketika kunjungan resmi ke kantor menteri atau gubernur, tak sopan seandainya kita hanya memakai sendal jepit, jeans ketat atau kaos oblong.
Walau pengalamanku tidak banyak dalam mengurus orang-orang luar negeri yang pernah bekerja sama secara resmi dengan pemerintah Indonesia, dimana aku baru mempunyai pengalaman bekerjasama dengan orang Belanda, Jerman, Finlandia, Swedia, Inggris, Jepang, Afrika Selatan, Zimbabwe, Philifina, Pakistan, Bangladesh, Kamboja, Vietnam, Thailand, Nepal, Sri Lanka, Palestina, dan negara muda, Timor Leste. Yang durasinya hanya dalam kurun waktu 1-24 bulan saja. Tapi belum pernah aku menemukan kasus yang sangat mengesalkan seperti ini. Dimana aku harus berulang-ulang mengatakan dan memohon supaya mereka mengikuti standar di Indonesia. Jangan sampai malu-maluin aku sebagai salah satu panitianya.
Masa mau ketemu gubernur, menteri aja masih pada pake stelan ke pasar. Yang merasa tidak enak, kan panitianya. Padahal sebelum mereka disetujui terlibat dalam kerjasama ini, mereka pun sudah menyepakati standar2 yg diterapkan di Indonesia. Ah dasar, memang gak cuma orang kita yang ingkar janji, orang luar pun sama.
Sampai pada kejadian hari ini, dimana aku akan membawa mereka mengunjungi Pusat Rehabilitasinya Departemen Pertahanan yang berdasarkan pengalaman aku, disana tuh kita disambut secara resmi oleh para petinggi2 Dephan. Eh masih ada juga peserta dari negara tetangga yang pakai stelan ke pasar. Ketika aku minta mereka kembali ke kamar untuk ganti, eh yang ada ngambek. Nurut sih nurut (daripada gak dikasih sertifikat lulus sama panitia kali :-P) tapi sambil ngedumel. Memang sih ini mah karena personal dia aja kali, yang udah2, temen senegaranya gak begitu.
Yah sudahlah, ini hanya pengalamanku pagi ini saja, mudah2an kita semua bisa belajar tentang bagaimana menghargai sebuah komitmen terhadap suatu standar.
Any comment?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar