Voucher nonton 21 yang di dompet yg kudapat dari hadiah belanja suatu produk sudah hampir expired. Sudah sejak beberapa bulan lalu belum juga kusentuh. Bukan karena aku tak sempat datang ke mall yang ada 21-nya, tapi memang tidak ada waktu untuk masuk ke sana dan menghabiskan waktu 2-3 jam duduk dan menikmati film lara lebar di dalam sana. Padahal itu adalah hal yang menyenangkan untukku.
Tukang sayur pun semakin jarang kukunjungi. Menu di rumah pun semakin seadanya dan semakin mengandalkan tukang jualan makanan jadi.
Apalagi sanak saudara, sahabat dan handai taulan nun jauh di sana. Semakin jarang kukunjungi.
Silaturahmiku sekarang lebih banyak ke toko buku, perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan mayor, tukang fotokopi, dan tukang ojek di pojok kampus. Juga ibu-ibu kantin dekat fakultas. Dan jauh lebih akrab dengan puluhan buku yang berserakan di atas tempat tidurku yang harus kumamah baik-baik. Ada sekitar 40 buku yang sudah ku fotokopi dan harus kupahami dalam 1 semester ini. Hal ini pula yang memaksakan aku untuk berniat membeli rak buku baru.
Kehidupanku yang baru kutemui ini benar-benar mengalihkanku dari dunia lamaku.
Novel Bumi Cinta kang Abik masih terbungkus plastik. Dua buku ringan pencuci otak baru kubaca depannya saja. Padahal buku-buku tersebut aku beli sekitar 2 bulan lalu. Biasanya aku langsung melahap buku-buku ringan tersebut.
Keinget lagi dengan setumpuk tugas kuliah.
Yah.. menjalankan multiperan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tapi aku yakin, aku pasti bisa. Aku hanya sedang beradaptasi saja!
Ah.. inilah yang disebut peralihan dan adaptasi.
Aku akan segera melaluinya. PASTI!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar