Jumat, 10 Juni 2011

Blessing day

Hari ini hari yang penuh warna, warna-warna indah.

Setelah berkutat hampir seminggu di rumah dengan laptop dan tugas-tugas, pagi ini saya menyempatkan diri ikut seminar penelitian dengan target 4 seminar dari 14 seminar yang harus saya penuhi untuk menyelesaikan 1 SKS ini.

Pagi ini walaupun agak hectic seperti biasa, tapi perasaan saya lebih tenang. entah kenapa. Teman kuliah saya yang sudah membuat janji dengan saya untuk berangkat bareng dan seminar bareng, sudah mengirim sms dan mengatakan bahwa dia sudah berada di tempat yang kami sepakati 30 menit sebelum waktu yang kami tentukan. dia terlalu awal tiba tapi dia mau menunggu.

Dalam perjalanan yang full macet menuju kampus, saya menerima kabar via sms yang sudah saya nantikan sejak malam sebelumnya. Kabar tersebut menjadi energizer buat saya, dan mampu menciptakan sebuah senyuman dan sebuah kebahagiaan tersendiri.

Tiba di kampus tepat 5 menit sebelum seminar, saya bertemu dengan Kaka Kelas saya di SMU yang sudah lama saya kenal. sudah lama sekali saya tidak bertemu dengannya karena kesibukan masing-masing. dia sedang menyelesaikan masternya di Biofisika. tapi kami tidak ngobrol banyak karena saya harus buru-buru masuk ke ruang seminar Bidang Sosial, ada mahasiswa S3 Ilmu Gizi Manusia dan Ilmu Pengelolaan Hutan yang akan seminar di sana, hanya saja saya dapat kabar bahwa ia pun akan menghadiri seminar anak Biofisika yang sama-sama akan saya hadiri pula.

Jam 09.00-11.00, saya mengikuti seminar di bidang SOsial dengan lancar, memang sih ada sedikit yang belum terpecahkan, ada yang ingin saya tanyakan kepada penyaji tapi waktunya sudah habis, sehingga saya hanya meminta email penyaji dan mengirimkan pertanyaannya lewat email saja. Dasar emang anak Sosial memang senang sekali berbicara ya, sampai rebutan nanya dan kehabisan waktu.

Selesai mengikuti seminar Bidang SOsial, aku pindah ke ruangan seminar lainnya untuk mengikuti seminar Bidang Keteknikan dan Teknologi Informasi untuk mengikuti dua seminar. di seminar pertama, penyaji kelihatan sangat grogi banget, terlihat (terdengar kali ya) dari suaranya yang gemetar dan mukanya yang merah serta bahasa tubuhnya yang lain. tidak ada peserta yang bertanya, dan bahkan moderator harus memancing-mancing agar peserta mau bertanya. begitu juga di penyajian ke dua. tapi ada yang spesial di penyaji kedua ini, ternyata dia adalah kaka kelasku di SMU. pantas sekali, aku begitu familiar dengan namanya.

selesai seminar, dengan terburu-buru saya harus meninggalkan kampus karena harus bertemu dengan seseorang di kampus yang lainnya. sudah lama sebenarnya saya berusaha membuat janji untuk ketemu dengan orang ini, tapi koordinasi yang terjadi memang gak begitu bagus. tapi hal itu terobati, ketika bertemu dengan orang itum ternyata dia orang yang sangat menyenangkan. bertemu dengannya seperti bertemu dengan orang yang sudah kenal lama.

So, apa pesan moral cerita hari ini donk?

Pertama, anak sosial sangat senang sekali berbicara dan menanyakan apa saja yang terlintas di kepalanya. mungkin orang non sosial akan menganggap itu tidak perlu ditanyakan kok ditanyakan sih, tapi buat anak sosial tidak begitu. everything is important! Sehingga ketika kumpul dengan anak-anak sosial harus cepat-cepat angkat tangan untuk bertanya, jika tidak, maka jangan harap dapat kesempatan.

Kedua, hari ini adalah hari yang indah. saya mempunyai orang-orang yang menjadikan hidup saya indah, dan saya diberikan berkah dengan ditambahkan orang-orang indah lebih banyak lagi dalam kehidupan saya.

Terimakasih ya Allah, telah membuat hidupku indah. I love it! I Love U so much.

Sabtu, 04 Juni 2011

Empowerment of PWDs

Help me to help you
To dance without legs
Sing without lips
Shout without voices
See without eyes

Visualized the disempowerment
Look into my eyes
Can you see my pain among my enemy
Those who can turn will turn
What about those who can't
They will have to stay.

Normalize the abnormal
Empower the disempowerment
To able the disabled

Look into your stream of consciousness
Conscience your consciousness

As the disabled are able
As the disempowered are empowered
As the inaccessible is accessed
As the inequalities are equalize
As the dependent are independent
As the colonized are sovereign...

Help me to help you, Able the disabled!


_____________________________________

* Performed by Zimbabwe participant, at closing party of Third Country Training Program in the Field of Vocational Rehabilitation for Persons With Disabilities, Cibinong, Bogor, 2009.

Jumat, 03 Juni 2011

LIMITLESS movie, Dopping, dan Tugas Kuliah

Kalo lihat judulnya di atas, buat yang pernah menonton film LIMITLESS mungkin masih nyambung. LIMITLESS itu film yang bercerita tentang seorang penulis yang pas lagi 'buntu' nulis kemudian mengkonsumsi sejenis obat yang belum diketahui apa yg isinya yang kemudian ada istilah NZT.
Dengan meminum obat itu, si penulis menjadi seseorang yang sangat mampu berpikir dengan sangat baik, pokoknya jadi encer deh otaknya. jadi inter dan kuat ngedadak.
dengan obat itu, dia bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan sempurna hasilnya. pokoknya top banget efeknya.
tapi ternyata ketika berhenti tidak mengkonsumsi obat itu, si penulis menjadi orang yang lebih parah dari kondisi sebelumnya. dia jadi gak bisa mikir dan badannya udah sempoyongan gak jelas.

Film ini benar-benar ngena banget buat saya, saya bukan konsumen NZT seperti di film LIMITLESS. Tapi kebiasaan saya minum berbagai macam suplemen demi menyelesaikan tugas-tugas kuliah, mempunyai efek yang kurang lebih sama.

Pada awal kuliah, saya tidak pernah dopping dengan suplemen apapun, saya hanya mengandalkan makanan alami yang saya makan langsung. dan memang, kondisi badan saya sangat capek dan sering gak bisa mikir buat ngerjain tugas, dan bahkan gejala typhus saya pernah kambuh di semester itu.
Sampai kemudian kira-kira di awal semester 2, saya ikut-ikutan teman dopping dengan obat-obat herbal, dan kadang dengan dosis yang lebih tinggi. saya merasakan perbedaan yang sangat luar biasa, saya bisa lebih konsentrasi dalam mengerjakan tugas. pokoknya saya menjadi orang yang kuat begadang dan bisa berkonsentrasi walau tidak tidur bermalam-malam.

Suatu ketika, ketika baru selesai UTS semester 2 di saat grafik tugas sedikit menurun, saya berhenti dopping selama sekitar seminggu. dan hasilnya adalah badan saya lemas, gak bisa mikir, dan lebih parah dari kondisi saya ketika belum dopping.
saya menjadi dilema, stop dopping seterusnya atau kembali dopping biar bisa mikir lagi buat ngerjain tugas dan mulai nyusun proposal thesis. benar-benar dilema. apalagi deadline tugas sudah sangat mepet.

kemudian saya memutuskan untuk tetap dopping dengan dosis kecil, dan frekuensinya dikurangi. butuh kurang lebih 2 minggu untuk penyesuaian supaya saya bisa mikir lagi.
Sampai kemudian kemarin saya menonton LIMITLESS, dan saya berniat untuk benar-benar stop dopping. atau doppingnya hanya di hari2 khusus aja misalnya si puncak2 tugas,tidak setiap hari. tapi perasaan memang setiap hari tugas selalu memuncak.

mungkin saya akan menggantinya dengan yang lebih sehat, misalnya makan jeruk dalam jumlah yang banyak sebagai pengganti obat dopping saya dan pengganti cemilan malam seperti martabak, roti bakar, de el el. beberapa artikel yang pernah saya baca memang menyebutkan bahwa jeruk ini bisa buat orang tahan begadang dan imunnya lebih kuat. jeruk juga bisa membuat kita lebih segar. dan juga bisa bikin langsing :)
dan kenapa saya lebih prefer jeruk daripada buah lainnya, adalah karena salah satu orang yang saya kenal bisa tidak tidur berhari-hari tanpa rasa kantuk atau lelah, karena dia pecinta jeruk. mungkin saja sih dia bisa tidak tidur karena asupan lain, tapi setidaknya pengalaman orang ini dapat meningkatkan kepercayaanku terhadap jeruk.

Bismillah, semoga bisa konsisten dengan niat ini. kalo pas gak konsisten, harus langsung nonton LIMITLESS lagi kayaknya :)

Apakah kalian punya pengalaman tentang dopping gara2 tugas atau yg lain?
Please share....

Who Has The Handicapped?

If you cannot see
the person
but only the handicap,
who then is blind?

If you cannot hear
the cries of your brother
for justice,
who then is deaf?

If you cannot talk
to your sister
but avoid her,
who has the mental problem?

If you do not stand up
to assert the rights
of every person,
who has the weak legs?

Your attitude to people
with handicaps
is our greatest obstacle,
and yours too.

Tony Wong
Jamaica
Member of the International Council for People with Disabilities


From:
http://www.senanghati.org/contact.html