Jumat, 27 September 2013

Perintah Berbuat Adil bukan karena Peraturan/ UU, tetapi karena Allah

Keadilan menjadi hal yang sering dibicarakan dan diteriakkan baik di warung kopi, di kereta, di pojok tempat ngetem tukang ojek dan bajai, di jalanan oleh para perlementer jalanan, di ruang rapat para birokrat, di ruang anggota dewan yang terhormat, dan di tempat-tempat lainnya mulai dari tempat yang berdebu sampai tempat para elit, baik oleh orang awam atau oleh mereka yang mengaku high intellectual.

Bapak Presiden pun tidak ketinggalan berbicara keadilan secara tertulis dalam instruksinya yang tertulis secara resmi dalam Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 tentang Pembangunan yang Berkeadilan. Pancasila yang sudah lahir puluhan tahun lalu pun sudah memasukkan kata "adil" dalam sila ke 2 dan ke 5. Begitu pula Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 telah berulang-ulang menyebutkan kata "adil" di dalamnya.

Sebagai seorang birokrat, keadilan sering dipergunakan sebagai dasar membuat suatu kebijakan atau peraturan, dengan menggunakan Peraturan Perundangan yang ada yang dibuat manusia sebagai kiblat dan kitab suci dalam merancang kebijakan atau peraturan  yang mengusung keadilan.

Jika direnungkan secara mendalam, sangatlah merugi ketika kita merancang dan mengimplementasikan keadilan hanya karena peraturan atau undang-undang yang notabene dibuat oleh manusia. sungguh rugi. karena sesungguhnya kita mempunyai dasar hukum yang lebih tinggi dari itu, bahkan tertinggi, yang jika kita melakukan keadilan karenanya maka kita akan mendapat pahala yaitu ayat yang ratusan tahun lalu sudah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-'Arāf ayat 29 yang artinya:"Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". 

Sebuah teguran yang sangat mengena agar segala sesuatu dilakukan karena Allah, AlQuran dan Sunnah Rasul saja. That's it. Titik.

Selasa, 17 September 2013

Penundaan Azab

(Al-'An`ām):58 - Katakanlah: "Kalau sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan, tentu telah diselesaikan Allah urusan yang ada antara aku dan kamu. Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim.

Allah menunda azab seseorang yang berbuat buruk kepada kita bukan karena Dia tidak sayang terhadap kita, namun Allah ingin menguji orang jahat itu dengan kesenangan-kesenangan yang lebih banyak dan kemudian menurunkan azab yang serta merta/sekonyong-konyong (lihat QS Al-'An`ām:44 - Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.)

Percayalah atas pertolongan-Nya dan perlindungan-Nya yang berpihak kepada hamba yang soleh.
Bersabarlah.. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.

Wait until you see Allah's Show!

Kata "Demi Allah"

"Demi Allah" merupakan sumpah tertinggi seorang manusia.
Jika sumpah tertingginya saja sudah dianggap main2, apakah masih layak manusia seperti itu dipercaya?

Thanks Robb... You have shown me the truth!

Proporsi orang baik Vs orang jahat

QS Al-'An`ām:116 - Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).

Ayat tersebut telah memperkuat bahwa secara statistik, jumlah orang jahat di muka bumi ini adalah lebih banyak daripada orang baik.
Ayat ini juga menambah kesadaran bagi kaun yang berfikir bahwa hidup ini memang merupakan sebuah ujian, an endless challenges!
Yang bisa dilakukan manusia sebagi hamba-Nya hanyalah berusaha dan senantiasa memohon agar dalam ujian ini selalu diberikan bimbingan/petunjuk oleh-Nya, supaya kita tidak terbawa oleh golongan yang sesat.
Astagfirullah...

Hal itu dikuatkan pula oleh ayat berikutnya bahwa manusia memang cenderung mengajak manusia lainnya untuk berbuat jahat mengikuti hawa nafsu mereka:  (Al-'An`ām:119): Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.

Lebih mengerikan lagi, dalam ayat berikutnya Allah menyampaikan ketetapannya: (Al-'An`ām:123): "Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya".

Astagfirullah....