Jumat, 20 Maret 2009

Menuju taman seribu bahagia

Kuntum semakin indah
Sejauh masih terlihat merah
Pagar menyamarkan sorot lampu
Cadar sutera menutup mata sayu
Langit yang dulu biru kini terlihat abu-abu

Ingin ku membisikkan kata sunyi pada hati, tapi sulit memahami.
Ingin ku meniup suara merdu pada nurani,
tapi sukar tuk mengagumi.

Mata masih saja memberikan kesan maya
Membuai manis setiap kata dalam kilat cahaya
Gerak tubuh membuat semua menjadi lebih nyata
Dalam dunia tanpa meriah pesta

Kuntum semakin indah
Saat musim berganti cerah
Petikan nada berbaur suara riuh rendah
Gulali di tangan mungil tanda suasana kian meriah
Dan gadis kecil berpita, pipinya semakin memerah

Masih ada rasa malu untuk memulai berkata
Meskipun ribuan sajak terlukis di dinding bertekstur rata

Dengan terbata-bata mulut itu terbuka
Membunyikan suara yang sukar diterima
Penuhilah dunia ini dengan warna derma
Manjakanlah langkahmu menuju taman seribu bahagia.

Tidak ada komentar: