Flamengo diam tak bergerak
demi menanti apa yang ia inginkan
Jejak kakinya kuat membekas
dan raut mukanya tak pernah masam
layaknya plum kesukaan...
Sekali kepak dia terbang jauh
membawa harap di ujung paruh
Kuangkat kepala di ujung senja
dia masih anggun di atas kanopi
Kusaring bunyi-bunyi di tepi bungalow ini,
sambil menanti pulangnya matahari.
Udara terasa dingin menyapa,
ketika separuh bulan tersembunyi
di balik kumpulan awan tebal,
seraya kupakai mantel kumal
Hening...
Kering...
Dingin...
tak membuat surut mata ini untuk terus mengamati,
gerakan apa lagi yang akan dibuatnya nanti.
^__^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar