Malam ini, setelah membereskan sisa banjir yang melanda kamar kerja saya -mengeringkan buku-buku yang basah, mengelap kabel-kabel komputer dan scanner yang basah, dan diakhiri dengan mengepel kamar kerja-, saya mencoba beristirahat dengan membuka blog saya ini.
Sudah lama saya tidak menulis di sini, dikarenakan berbagai alasan (walahhh cari-cari alasan). seperti, sibuklah, pengen ngerubah desain blog, pengen ngerubah blog menjadi sesuatu yang serius, dan kadang juga sekarang saya menjadi pemalu. saya malu jika orang baca tulisan saya yang amburadul.
Sedikit aneh memang, jika pada tahun 2007 dimana untuk pertama kali saya membuat blog, saya cenderung lebih berani, untuk memposting apa saja mengenai hal-hal yang gak penting (buat orang lain), kenapa sekarang jadi berubah. Padahal disadari atau tidak, dengan membiasakan diri menulis di blog, saya jadi lebih senang menulis (sekali lagi: walau tulisannya amburadul). Noted!
Alasan lainnya adalah, kemunculan media sosial seperti facebook dan twitter secara tidak langsung menggurangi kebiasaan saya untuk menulis di blog. Sejak bergabung dengan facebook di Tahun 2008 (pernah saya deaktivasi beberapa kali, tapi gak tahan lama), saya lebih senang update status di sana, begitu juga ketika gabung dengan Twitter, saya menjadi sering berkicau di sana (sampai kemudian saya hapus Twitter pertama saya, tapi gak tahan, dan kemudian bikin account baru lagi) Mungkin untuk yang satu ini tidak hanya dialami oleh saya, tapi juga oleh pengguna-pengguna lainnya.
Padahal dengan blogging, saya bisa nitip note-note saya yang biasanya cuma saya simpan di HP, *itung-itung back up* lumayan kan kalo note-note di HP hilang, ada back upnya di blog :)
Ketika absen dari blog ini, saya sempat membuat web pribadi dengan hosting berbayar, tapi lagi-lagi, karena saya jarang nulis dan terlalu mikir mau posting apa, akhirnya web tersebut hostingnya lupa tidak saya bayar. dan ketika saya bayar kembali, isinya sudah hilang, dan artinya saya harus mulai dari awal lagi (mendesain lagi) untuk melanjutkan web pribadi tersebut.
Mungkin saya akan kembali ke dunia blog, dengan konsisten menulis apa saja (walo gak penting), sebagai pengganti keaktifan di Facebook dan Twitter. dan juga berencana untuk kembali mempergunakan fasilitas blogspot ini, dengan mengisi blog lain di blogspot yang isinya lebih serius.
Anyway, saya acungkan jempol saya untuk para blogger yang tetap konsisten dengan blognya. Anda HEBAT!
Mudah-mudahan saya bisa kembali ke dunia blogging.
Welcome to me, blogger murtad!
Senin, 12 Desember 2011
Rabu, 20 Juli 2011
Saga No Gabai Baachan: A very recommended book, bagaimana menikmati hidup dalam kondisi paling sulit sekalipun

Mumpung lagi libur kuliah, maka dini hari ini saya dedikasikan untuk mencoba mereview buku yang sangat menginspirasi saya, yang berjudul "Saga No Gabai Baachan: Nenek Hebat dari Saga". Semoga bermanfaat dan teman-teman atau temannya teman-teman, atau keluarganya teman-teman tertarik untuk membeli atau meminjam dan membaca bukunya *promogratis*.
__________________
Pendahuluan
"Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang, tetapi kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita (hal: 12)". Kira-kira seperti itulah pengantar pada buku ini, yang mengingatkan kita bahwa kita bisa berbahagia kapan saja, dimana saja dan dalam kondisi apapun, sebagaimana kisah hidup Nenek dan Cucunya dalam buku ini.
Ulasan Buku
Buku ringan yang terdiri dari 264 halaman yang terdiri dari 1 halaman Testimoni, 1 halaman identitas buku, 1 halaman salinan cover buku, 1 halaman foto Nenek, 6 halaman Prolog, 241 halaman isi (tersaji dalam 17 bab), 3 halaman Penutup, 3 halaman Catatan Tambahan, 7 halaman Tips Hidup yang Menyenangkan dari Nenek Osano (termasuk halaman foto Nenek), dan 1 halaman Tentang Pengarang, dan sisanya adalah halaman-halaman yang memang sengaja disajikan kosong, halaman-halaman yang berisi pesan dari penerbit, dan halaman-halaman ilustrasi yang mengawali setiap bab. Jenis font yang atraktif dan pemilihan kata yang ringan menjadikan buku ini begitu mudah dibaca, sehingga dapat dibaca kurang dari 2 jam saja.
Bab pertama buku ini berjudul "Dorongan dari Ibu" menceritakan kehidupan Pengarang dan serta Ayah Ibunya di Hiroshima serta bagaimana ia akhirnya dikirim oleh ibunya ke Saga -tempat tinggal neneknya- melalui sebuah dorongan di ke dalam kereta di Stasiun Hiroshima. Dorongan yang diceritakan dalam buku ini adalah dorongan fisik yang sungguhan. Namun juga bisa kita artikan sebagai sebuah dorongan sebagai titik tolak keberhasilan seseorang.
Bab kedua berjudul "Dari Miskin jadi Miskin" menceritakan bagaimana kehidupan pengarang yang sebelumnya sudah miskin bersama Ibunya di Hiroshima menjadi lebih miskin lagi bersama Neneknya di Saga. Dalam kemiskinannnya Nenek mengajarkan mandiri-bagaimana pengarang harus bisa memasak nasi sendiri-, religius-selalu memberi persembahan untuk Patung Buddha-, pandai memanfaatkan peluang dan memaksimalkan yang ada-misalnya berjalan dengan membawa magnet U yang diikat di pinggang dan menghasilkan logam yang bisa dijual dan bagaimana Nenek memanfaatkan sungai dekat rumahnya sebagai supermarket yang mengantarkan makanan untuk dimasak, kayu bakar, dan bahkan sandal-, dan hal-hal positif lainnya.
Bab ketiga berjudul "Roda Kehidupan yang Cemerlang", mengisahkan pengarang yang sudah mulai bersekolah di Saga yaitu di Sekolah Dasar Akamatsu. Bab ini mengisahkan bagaimana kehidupan pengarang sebagai anak usia sekolah yang menyukai permainan dan berbagai kesenangan dengan caranya menikmati masa tersebut dengan kemiskinan. Dengan prinsip "miskin ceria" yang diajarkan sang Nenek, ia bisa menikmati berbagai permainan yang menyenangkan, seperti bagaimana ia memanjat pohon sekaligus memanfaatkan buah-buahan yang ada sebagai camilan, sehingga ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli camilan. juga bagaimana ia menggunakan kayu-kayu bekas untuk membuat rakit dan bermain di sungai. Juga ketika pengarang memilih olahraga lari -tanpa sepatu- sebagai pilihan latihan, karena itulah satu-satunya latihan yang tidak memerlukan biaya alias gratis.
Bab keempat berjudul "Cara Tepat Hidup Miskin". Bab ini mengisahkan cara-cara jenius Nenek untuk bisa tetap hidup dalam kemiskinan. Nenek berprinsip "meski ada barang yang dapat dipungut, bukan berarti kita dapat membuang (hal: 260)" dan "benda yang didapat dari memungut sekalipun, belum tentu pantas dibuang (hal: 73)". diceritakan bagaimana Nenek memanfaatkan kulit semangka untuk kemudian dijadikan acar, lalu ampas teh yang sudah dikeringkan dan dibubuhi garam menjadi sejenis abon yang bisa dijadikannya lauk, kemudian bagaimana ia memanfaatkan tulang ikan yang kayak kalsium sampai tidak bersisa dan tetap bermanfaat -yaitu ketika sudah dijadikan sup, Nenek menjemur tulang ikan tersebut dan mencacahnya untuk kemudian dijadikan pakan ayam-. Juga bagaimana Nenek yang religius tetap mengambil buah-buahan yang disertakan orang-orang ke dalam perahu yang melewati sungai sebagai acara ritual mengantarkan roh kembali kepada Sang Buddha, dengan alasan daripada buah-buahan tersebut mengotori lautan, lebih baik dimanfaatkan.
Bab Kelima yang diberi judul "Festival Olahraga paling Berkesan sekaligus Paling Kelabu" menceritakan bagaimana pengarang selalu menjadi juara 1 lari pada festival olahraga di sekolahnya. Namun hari bahagianya ini sekaligus merupakan hari kelabu karena tidak seperti anak lainnya yang membawa bekal makanan enak dan dihadiri keluarganya. Namun peran gurunya sungguh luar biasa dalam Bab ini, dimana setiap tahunnya tanpa disadari pengarang, mereka bergantian menukarkan bekal makan mereka yang enak dengan bekal pengarang yang hanya berupa nasi dengan acar plum dan jahe, dengan alasan sang guru sakit perut. Di bab ini, buku ini mengajarkan bahwa "kebaikan sejati adalah kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang yang menerima kebaikan (hal: 92)".
Bab keenam berjudul "Kebahagiaan di dalam termos Air Panas" menceritakan tentang bagaimana nenek memanfaatkan fungsi termos air panas yang biasanya hanya digunakan untuk menampung air panas agar bisa panas lebih lama, menjadi sesuatu yang lebih multifungsi. misalnya dengan menggunakannya sebagai alat untuk menghangatkan tubuh ketika kedinginan -sekaligus kelaparan karena dingin- dengan cara membungkusnya dengan kain dan meletakkannya di kaki. juga bagaimana termos ini berhasil membuat pengarang mendapatkan kue gratis dari teman-temanya pada suatu acara sekolah. Di tangan Nenek, termos air panas tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan air panas.
Bab ketujuh yang berjudul "Memungut Uang" mengisahkan bagaimana Pengarang memperoleh uang sendiri dengan cara yang dinspirasi dari Neneknya. Bersama teman-teman miskin lainnya ia menggunakan magnet U yang diikat ke pinggang untuk memungut logam bekas dan kemudian dijualnya dan ia pun bisa menikmati permen kesukaan anak-anak saat itu, dan juga bia membeli Crayon 24 warna sebagai salah satu barang terbaik yang pernah ia miliki.
Bab kedelapan berjudul "Ibu dan Bocah Baseball" menceritakan bagaimana pengarang tetap merindukan Ibunya di Hiroshima. Sehingga ketika ada atlet baseball dari Hiroshima -kota tempat tinggal ibunya-, dengan penuh semangat ia menitipkan salam untuk ibunya melalui para atlet tersebut, walaupun tentunya para atlet tersebut tidak mengenal ibunya. tapi baginya, Hiroshima adalah ibunya.
Bab kesembilan dengan judul "Nenek dan Ibu" mengisahkan bagaimana Neneknya selalu berkilah setiap kali pengarang ingin mengunjungi ibunya pada waktu liburan. Sampai kemudian dengan tidak sengaja pengarang membaca surat dari ibunya untuk neneknya, yang menceritakan bahwa ibunya sedang mengalami kesulitan keuangan sehingga dengan terpaksa mengurangi jumlah uang yang setiap bulan dikirimnya". Juga dikisahkan mengenai prinsip Nenek yang sangat menghargai tamu dengan menyuguhkan bir -yang termasuk mahal- jika ada tamu berkunjung.
Bab kesepuluh "Sepatu Atletik seharga 10.000 yen" mengisahkan kehidupan pengarang yang sudah mulai remaja dan dudud di bangku SMP serta aktif bermain baseball. Dengan kemandirian yang dimilikinya, pengarang bekerja paruh waktu di pasar untuk membeli peralatan basebal dan kaos seragam. Dan dengan diam-diam pula Nenek selalu memberinya dukungan dengan menonton secara diam-diam ketika pertandingan, sampai kemudian ketika pengarang diangkat menjadi Kapten Tim, Nenek menghadiahinya sepatu Spike seharga 10.000 yen. Sepatu ini merupakan barang berharga berikutnya yang dimiliki dan dibangga-banggakan oleh pengarang.
Bab kesebelas berjudul "Nilai Nol untuk Ujian; Nilai Sempurna untuk Karya Tulis" mengisahkan tentang nilai-nilai ujian pengarang yang ada dalam kisaran 1-2 dalam skala 1-5, kecuali untuk pelajaran Olahraga dan Matematika. Namun sang Nenek selalu menyemangatinya dengan mengatakan bahwa "satu dan dua kan kalo ditambahkan bakal jadi lima" dan bahwa "hidup ini adalah gabungan dar berbagai kekuatan (hal: 170)".
Pada bab keduabelas yang berjudul "Guru yang tak Terlupakan" menceritakan beberapa guru yang sangat berkesan bagi pengarang selama sekolahnya. Mulai dari guru yang menolongnya dengan "kebaikan sejati" sampai dengan guru yang menjadi korban keisengannya.
Bab ketigabelas yang diberi judul "Orang Terkenal di Saga" menceritakan Nenek sebagai orang terkenal di lingkungannya, baik karena kebaikannya ataupun karena kecerdikannya. dikisahkan bagaimana Nenek berurusan dengan tukang tahu, dengan petugas penagih tagihan air, dengan dokter di rumah sakit yang mengobati pengarang, dan dengan sepupunya. pada kisah Nenek dengan sepupunya, Nenek mengajarkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Bab keempatbelas dengan judul "Mi Udon, Jeruk, dan Cinta Pertama" mengisahkan kehidupan pengarang yang pada masa remajanya yang sudah mulai mengenal cinta kepada lawan jenis. dan kemudian pada bab kelimabelas dengan judul "Festival Olahraga Terakhir" menceritakan bagaimana bahagianya pengarang ketika mendapati surat dari ibunya yang mengatakan bahwa ia akan datang pada festival olahraga. Dan surat tersebut ia jadikan sebagai salah satu barang berharganya yang ia pamerkan di mejanya di sekolah.
Bab keenambelas berjudul "Antara Ikut Campur dan Kebaikan" menceritakan sisi baik pengarang sebagai teman yang tenggang rasa dan suka menolong. Dikisahkan bagaimana pengarang dan teman-temannya berjuang mencari uang untuk temannya dengan cara bekerja paruh waktu agar temannya tersebut dapat mengikuti liburan sesuai dengan yang telah mereka rencanakan. dan kemudian ternyata temannya tersebut menggunakan uang bantuan tersebut untuk kebaikan yang lain.
Bab ketujuhbelas sebagai bab terakhir dengan judul "Selamat Tinggal Saga" menceritakan tentang perpisahan Nenek dan pengarang yang mengharukan. juga tentang dilema yang dialami pengarang, antara mimpi meraih cita-cita, dan Nenek yang telah memberinya banyak pelajaran berharga.
Penutup
Dengan harga Rp. 48.000,- (Menurut http://www.gramediaonline.com/results.cf... karena saya dapatnya gratisan). Buku ini sangat berharga untuk anda miliki ataupun diberikan kepada orang-orang yang berarti dalam hidup anda. Karena buku ini dapat mengingatkan kita yang terkadang lupa untuk bahagia dan tidak tahu cara menikmati hidup.
Selamat berbahagia.
Referensi:
Shimada, Yoshichi. 2001. Saga No Gabai Baachan: Nenek Hebat dari Saga. Penterjemah: Indah S. Pratidina. Kansha Books (A Division of Mahda Books).
Gramedia on Line. 2011. http://www.gramediaonline.com/results.cf... [20 Juli 2011]
Santi Utami Dewi, 20 Juli 2011.
***Gambar dipinjam dari: http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://mymilkyway.blogdetik.com/files/2011/06/205631_207567179270762_100000524453181_743748_5527446_n-198x300.jpg&imgrefurl=http://mymilkyway.blogdetik.com/2011/06/10/saga-no-gabai-baachan/&usg=__K8jVuNmVil7G5tkFsqeAWATDNj4=&h=300&w=198&sz=19&hl=en&start=20&zoom=1&um=1&itbs=1&tbnid=ajhW4xUzYS9JxM:&tbnh=116&tbnw=77&prev=/search%3Fq%3Dsaga%2Bno%2Bgabai%2Bbaachan%26um%3D1%26hl%3Den%26sa%3DN%26biw%3D1024%26bih%3D442%26tbm%3Disch&ei=IQcmTqAEkM2tB4zSuKYJ
Jumat, 10 Juni 2011
Blessing day
Hari ini hari yang penuh warna, warna-warna indah.
Setelah berkutat hampir seminggu di rumah dengan laptop dan tugas-tugas, pagi ini saya menyempatkan diri ikut seminar penelitian dengan target 4 seminar dari 14 seminar yang harus saya penuhi untuk menyelesaikan 1 SKS ini.
Pagi ini walaupun agak hectic seperti biasa, tapi perasaan saya lebih tenang. entah kenapa. Teman kuliah saya yang sudah membuat janji dengan saya untuk berangkat bareng dan seminar bareng, sudah mengirim sms dan mengatakan bahwa dia sudah berada di tempat yang kami sepakati 30 menit sebelum waktu yang kami tentukan. dia terlalu awal tiba tapi dia mau menunggu.
Dalam perjalanan yang full macet menuju kampus, saya menerima kabar via sms yang sudah saya nantikan sejak malam sebelumnya. Kabar tersebut menjadi energizer buat saya, dan mampu menciptakan sebuah senyuman dan sebuah kebahagiaan tersendiri.
Tiba di kampus tepat 5 menit sebelum seminar, saya bertemu dengan Kaka Kelas saya di SMU yang sudah lama saya kenal. sudah lama sekali saya tidak bertemu dengannya karena kesibukan masing-masing. dia sedang menyelesaikan masternya di Biofisika. tapi kami tidak ngobrol banyak karena saya harus buru-buru masuk ke ruang seminar Bidang Sosial, ada mahasiswa S3 Ilmu Gizi Manusia dan Ilmu Pengelolaan Hutan yang akan seminar di sana, hanya saja saya dapat kabar bahwa ia pun akan menghadiri seminar anak Biofisika yang sama-sama akan saya hadiri pula.
Jam 09.00-11.00, saya mengikuti seminar di bidang SOsial dengan lancar, memang sih ada sedikit yang belum terpecahkan, ada yang ingin saya tanyakan kepada penyaji tapi waktunya sudah habis, sehingga saya hanya meminta email penyaji dan mengirimkan pertanyaannya lewat email saja. Dasar emang anak Sosial memang senang sekali berbicara ya, sampai rebutan nanya dan kehabisan waktu.
Selesai mengikuti seminar Bidang SOsial, aku pindah ke ruangan seminar lainnya untuk mengikuti seminar Bidang Keteknikan dan Teknologi Informasi untuk mengikuti dua seminar. di seminar pertama, penyaji kelihatan sangat grogi banget, terlihat (terdengar kali ya) dari suaranya yang gemetar dan mukanya yang merah serta bahasa tubuhnya yang lain. tidak ada peserta yang bertanya, dan bahkan moderator harus memancing-mancing agar peserta mau bertanya. begitu juga di penyajian ke dua. tapi ada yang spesial di penyaji kedua ini, ternyata dia adalah kaka kelasku di SMU. pantas sekali, aku begitu familiar dengan namanya.
selesai seminar, dengan terburu-buru saya harus meninggalkan kampus karena harus bertemu dengan seseorang di kampus yang lainnya. sudah lama sebenarnya saya berusaha membuat janji untuk ketemu dengan orang ini, tapi koordinasi yang terjadi memang gak begitu bagus. tapi hal itu terobati, ketika bertemu dengan orang itum ternyata dia orang yang sangat menyenangkan. bertemu dengannya seperti bertemu dengan orang yang sudah kenal lama.
So, apa pesan moral cerita hari ini donk?
Pertama, anak sosial sangat senang sekali berbicara dan menanyakan apa saja yang terlintas di kepalanya. mungkin orang non sosial akan menganggap itu tidak perlu ditanyakan kok ditanyakan sih, tapi buat anak sosial tidak begitu. everything is important! Sehingga ketika kumpul dengan anak-anak sosial harus cepat-cepat angkat tangan untuk bertanya, jika tidak, maka jangan harap dapat kesempatan.
Kedua, hari ini adalah hari yang indah. saya mempunyai orang-orang yang menjadikan hidup saya indah, dan saya diberikan berkah dengan ditambahkan orang-orang indah lebih banyak lagi dalam kehidupan saya.
Terimakasih ya Allah, telah membuat hidupku indah. I love it! I Love U so much.
Setelah berkutat hampir seminggu di rumah dengan laptop dan tugas-tugas, pagi ini saya menyempatkan diri ikut seminar penelitian dengan target 4 seminar dari 14 seminar yang harus saya penuhi untuk menyelesaikan 1 SKS ini.
Pagi ini walaupun agak hectic seperti biasa, tapi perasaan saya lebih tenang. entah kenapa. Teman kuliah saya yang sudah membuat janji dengan saya untuk berangkat bareng dan seminar bareng, sudah mengirim sms dan mengatakan bahwa dia sudah berada di tempat yang kami sepakati 30 menit sebelum waktu yang kami tentukan. dia terlalu awal tiba tapi dia mau menunggu.
Dalam perjalanan yang full macet menuju kampus, saya menerima kabar via sms yang sudah saya nantikan sejak malam sebelumnya. Kabar tersebut menjadi energizer buat saya, dan mampu menciptakan sebuah senyuman dan sebuah kebahagiaan tersendiri.
Tiba di kampus tepat 5 menit sebelum seminar, saya bertemu dengan Kaka Kelas saya di SMU yang sudah lama saya kenal. sudah lama sekali saya tidak bertemu dengannya karena kesibukan masing-masing. dia sedang menyelesaikan masternya di Biofisika. tapi kami tidak ngobrol banyak karena saya harus buru-buru masuk ke ruang seminar Bidang Sosial, ada mahasiswa S3 Ilmu Gizi Manusia dan Ilmu Pengelolaan Hutan yang akan seminar di sana, hanya saja saya dapat kabar bahwa ia pun akan menghadiri seminar anak Biofisika yang sama-sama akan saya hadiri pula.
Jam 09.00-11.00, saya mengikuti seminar di bidang SOsial dengan lancar, memang sih ada sedikit yang belum terpecahkan, ada yang ingin saya tanyakan kepada penyaji tapi waktunya sudah habis, sehingga saya hanya meminta email penyaji dan mengirimkan pertanyaannya lewat email saja. Dasar emang anak Sosial memang senang sekali berbicara ya, sampai rebutan nanya dan kehabisan waktu.
Selesai mengikuti seminar Bidang SOsial, aku pindah ke ruangan seminar lainnya untuk mengikuti seminar Bidang Keteknikan dan Teknologi Informasi untuk mengikuti dua seminar. di seminar pertama, penyaji kelihatan sangat grogi banget, terlihat (terdengar kali ya) dari suaranya yang gemetar dan mukanya yang merah serta bahasa tubuhnya yang lain. tidak ada peserta yang bertanya, dan bahkan moderator harus memancing-mancing agar peserta mau bertanya. begitu juga di penyajian ke dua. tapi ada yang spesial di penyaji kedua ini, ternyata dia adalah kaka kelasku di SMU. pantas sekali, aku begitu familiar dengan namanya.
selesai seminar, dengan terburu-buru saya harus meninggalkan kampus karena harus bertemu dengan seseorang di kampus yang lainnya. sudah lama sebenarnya saya berusaha membuat janji untuk ketemu dengan orang ini, tapi koordinasi yang terjadi memang gak begitu bagus. tapi hal itu terobati, ketika bertemu dengan orang itum ternyata dia orang yang sangat menyenangkan. bertemu dengannya seperti bertemu dengan orang yang sudah kenal lama.
So, apa pesan moral cerita hari ini donk?
Pertama, anak sosial sangat senang sekali berbicara dan menanyakan apa saja yang terlintas di kepalanya. mungkin orang non sosial akan menganggap itu tidak perlu ditanyakan kok ditanyakan sih, tapi buat anak sosial tidak begitu. everything is important! Sehingga ketika kumpul dengan anak-anak sosial harus cepat-cepat angkat tangan untuk bertanya, jika tidak, maka jangan harap dapat kesempatan.
Kedua, hari ini adalah hari yang indah. saya mempunyai orang-orang yang menjadikan hidup saya indah, dan saya diberikan berkah dengan ditambahkan orang-orang indah lebih banyak lagi dalam kehidupan saya.
Terimakasih ya Allah, telah membuat hidupku indah. I love it! I Love U so much.
Sabtu, 04 Juni 2011
Empowerment of PWDs
Help me to help you
To dance without legs
Sing without lips
Shout without voices
See without eyes
Visualized the disempowerment
Look into my eyes
Can you see my pain among my enemy
Those who can turn will turn
What about those who can't
They will have to stay.
Normalize the abnormal
Empower the disempowerment
To able the disabled
Look into your stream of consciousness
Conscience your consciousness
As the disabled are able
As the disempowered are empowered
As the inaccessible is accessed
As the inequalities are equalize
As the dependent are independent
As the colonized are sovereign...
Help me to help you, Able the disabled!
_____________________________________
* Performed by Zimbabwe participant, at closing party of Third Country Training Program in the Field of Vocational Rehabilitation for Persons With Disabilities, Cibinong, Bogor, 2009.
To dance without legs
Sing without lips
Shout without voices
See without eyes
Visualized the disempowerment
Look into my eyes
Can you see my pain among my enemy
Those who can turn will turn
What about those who can't
They will have to stay.
Normalize the abnormal
Empower the disempowerment
To able the disabled
Look into your stream of consciousness
Conscience your consciousness
As the disabled are able
As the disempowered are empowered
As the inaccessible is accessed
As the inequalities are equalize
As the dependent are independent
As the colonized are sovereign...
Help me to help you, Able the disabled!
_____________________________________
* Performed by Zimbabwe participant, at closing party of Third Country Training Program in the Field of Vocational Rehabilitation for Persons With Disabilities, Cibinong, Bogor, 2009.
Jumat, 03 Juni 2011
LIMITLESS movie, Dopping, dan Tugas Kuliah
Kalo lihat judulnya di atas, buat yang pernah menonton film LIMITLESS mungkin masih nyambung. LIMITLESS itu film yang bercerita tentang seorang penulis yang pas lagi 'buntu' nulis kemudian mengkonsumsi sejenis obat yang belum diketahui apa yg isinya yang kemudian ada istilah NZT.
Dengan meminum obat itu, si penulis menjadi seseorang yang sangat mampu berpikir dengan sangat baik, pokoknya jadi encer deh otaknya. jadi inter dan kuat ngedadak.
dengan obat itu, dia bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan sempurna hasilnya. pokoknya top banget efeknya.
tapi ternyata ketika berhenti tidak mengkonsumsi obat itu, si penulis menjadi orang yang lebih parah dari kondisi sebelumnya. dia jadi gak bisa mikir dan badannya udah sempoyongan gak jelas.
Film ini benar-benar ngena banget buat saya, saya bukan konsumen NZT seperti di film LIMITLESS. Tapi kebiasaan saya minum berbagai macam suplemen demi menyelesaikan tugas-tugas kuliah, mempunyai efek yang kurang lebih sama.
Pada awal kuliah, saya tidak pernah dopping dengan suplemen apapun, saya hanya mengandalkan makanan alami yang saya makan langsung. dan memang, kondisi badan saya sangat capek dan sering gak bisa mikir buat ngerjain tugas, dan bahkan gejala typhus saya pernah kambuh di semester itu.
Sampai kemudian kira-kira di awal semester 2, saya ikut-ikutan teman dopping dengan obat-obat herbal, dan kadang dengan dosis yang lebih tinggi. saya merasakan perbedaan yang sangat luar biasa, saya bisa lebih konsentrasi dalam mengerjakan tugas. pokoknya saya menjadi orang yang kuat begadang dan bisa berkonsentrasi walau tidak tidur bermalam-malam.
Suatu ketika, ketika baru selesai UTS semester 2 di saat grafik tugas sedikit menurun, saya berhenti dopping selama sekitar seminggu. dan hasilnya adalah badan saya lemas, gak bisa mikir, dan lebih parah dari kondisi saya ketika belum dopping.
saya menjadi dilema, stop dopping seterusnya atau kembali dopping biar bisa mikir lagi buat ngerjain tugas dan mulai nyusun proposal thesis. benar-benar dilema. apalagi deadline tugas sudah sangat mepet.
kemudian saya memutuskan untuk tetap dopping dengan dosis kecil, dan frekuensinya dikurangi. butuh kurang lebih 2 minggu untuk penyesuaian supaya saya bisa mikir lagi.
Sampai kemudian kemarin saya menonton LIMITLESS, dan saya berniat untuk benar-benar stop dopping. atau doppingnya hanya di hari2 khusus aja misalnya si puncak2 tugas,tidak setiap hari. tapi perasaan memang setiap hari tugas selalu memuncak.
mungkin saya akan menggantinya dengan yang lebih sehat, misalnya makan jeruk dalam jumlah yang banyak sebagai pengganti obat dopping saya dan pengganti cemilan malam seperti martabak, roti bakar, de el el. beberapa artikel yang pernah saya baca memang menyebutkan bahwa jeruk ini bisa buat orang tahan begadang dan imunnya lebih kuat. jeruk juga bisa membuat kita lebih segar. dan juga bisa bikin langsing :)
dan kenapa saya lebih prefer jeruk daripada buah lainnya, adalah karena salah satu orang yang saya kenal bisa tidak tidur berhari-hari tanpa rasa kantuk atau lelah, karena dia pecinta jeruk. mungkin saja sih dia bisa tidak tidur karena asupan lain, tapi setidaknya pengalaman orang ini dapat meningkatkan kepercayaanku terhadap jeruk.
Bismillah, semoga bisa konsisten dengan niat ini. kalo pas gak konsisten, harus langsung nonton LIMITLESS lagi kayaknya :)
Apakah kalian punya pengalaman tentang dopping gara2 tugas atau yg lain?
Please share....
Dengan meminum obat itu, si penulis menjadi seseorang yang sangat mampu berpikir dengan sangat baik, pokoknya jadi encer deh otaknya. jadi inter dan kuat ngedadak.
dengan obat itu, dia bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan sempurna hasilnya. pokoknya top banget efeknya.
tapi ternyata ketika berhenti tidak mengkonsumsi obat itu, si penulis menjadi orang yang lebih parah dari kondisi sebelumnya. dia jadi gak bisa mikir dan badannya udah sempoyongan gak jelas.
Film ini benar-benar ngena banget buat saya, saya bukan konsumen NZT seperti di film LIMITLESS. Tapi kebiasaan saya minum berbagai macam suplemen demi menyelesaikan tugas-tugas kuliah, mempunyai efek yang kurang lebih sama.
Pada awal kuliah, saya tidak pernah dopping dengan suplemen apapun, saya hanya mengandalkan makanan alami yang saya makan langsung. dan memang, kondisi badan saya sangat capek dan sering gak bisa mikir buat ngerjain tugas, dan bahkan gejala typhus saya pernah kambuh di semester itu.
Sampai kemudian kira-kira di awal semester 2, saya ikut-ikutan teman dopping dengan obat-obat herbal, dan kadang dengan dosis yang lebih tinggi. saya merasakan perbedaan yang sangat luar biasa, saya bisa lebih konsentrasi dalam mengerjakan tugas. pokoknya saya menjadi orang yang kuat begadang dan bisa berkonsentrasi walau tidak tidur bermalam-malam.
Suatu ketika, ketika baru selesai UTS semester 2 di saat grafik tugas sedikit menurun, saya berhenti dopping selama sekitar seminggu. dan hasilnya adalah badan saya lemas, gak bisa mikir, dan lebih parah dari kondisi saya ketika belum dopping.
saya menjadi dilema, stop dopping seterusnya atau kembali dopping biar bisa mikir lagi buat ngerjain tugas dan mulai nyusun proposal thesis. benar-benar dilema. apalagi deadline tugas sudah sangat mepet.
kemudian saya memutuskan untuk tetap dopping dengan dosis kecil, dan frekuensinya dikurangi. butuh kurang lebih 2 minggu untuk penyesuaian supaya saya bisa mikir lagi.
Sampai kemudian kemarin saya menonton LIMITLESS, dan saya berniat untuk benar-benar stop dopping. atau doppingnya hanya di hari2 khusus aja misalnya si puncak2 tugas,tidak setiap hari. tapi perasaan memang setiap hari tugas selalu memuncak.
mungkin saya akan menggantinya dengan yang lebih sehat, misalnya makan jeruk dalam jumlah yang banyak sebagai pengganti obat dopping saya dan pengganti cemilan malam seperti martabak, roti bakar, de el el. beberapa artikel yang pernah saya baca memang menyebutkan bahwa jeruk ini bisa buat orang tahan begadang dan imunnya lebih kuat. jeruk juga bisa membuat kita lebih segar. dan juga bisa bikin langsing :)
dan kenapa saya lebih prefer jeruk daripada buah lainnya, adalah karena salah satu orang yang saya kenal bisa tidak tidur berhari-hari tanpa rasa kantuk atau lelah, karena dia pecinta jeruk. mungkin saja sih dia bisa tidak tidur karena asupan lain, tapi setidaknya pengalaman orang ini dapat meningkatkan kepercayaanku terhadap jeruk.
Bismillah, semoga bisa konsisten dengan niat ini. kalo pas gak konsisten, harus langsung nonton LIMITLESS lagi kayaknya :)
Apakah kalian punya pengalaman tentang dopping gara2 tugas atau yg lain?
Please share....
Who Has The Handicapped?
If you cannot see
the person
but only the handicap,
who then is blind?
If you cannot hear
the cries of your brother
for justice,
who then is deaf?
If you cannot talk
to your sister
but avoid her,
who has the mental problem?
If you do not stand up
to assert the rights
of every person,
who has the weak legs?
Your attitude to people
with handicaps
is our greatest obstacle,
and yours too.
Tony Wong
Jamaica
Member of the International Council for People with Disabilities
From:
http://www.senanghati.org/contact.html
the person
but only the handicap,
who then is blind?
If you cannot hear
the cries of your brother
for justice,
who then is deaf?
If you cannot talk
to your sister
but avoid her,
who has the mental problem?
If you do not stand up
to assert the rights
of every person,
who has the weak legs?
Your attitude to people
with handicaps
is our greatest obstacle,
and yours too.
Tony Wong
Jamaica
Member of the International Council for People with Disabilities
From:
http://www.senanghati.org/contact.html
Selasa, 31 Mei 2011
Guru Penyemangatku, Dr. Amri Jahi
Perawakanmu tinggi besar, kayak turunan bule (kata teman-teman)
kulit putih, (ah tapi bukan itu yang penting).
senyum manis, berwibawa, penuh kharisma,
Ah Bapak... susah sekali menemukan yang serupa sepertimu.
bukan kelebihan fisikmu yang kuingat, tapi yang lebih dari itu.
Kau satu-satunya dosen yang membuat aku benar-benar merasa ter-encourage,
membuatku menjadi pembelajar sejati.
cara bicaramu yang tidak pernah menggurui dan menghakimi.
darimu aku belajar tentang belajar yang sesungguhnya.
Kau satu-satunya dosen yang memberikan aku 22 buku tebal untuk 1 mata kuliah dalam satu semester (mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa), dan dengan caramu, aku dan teman-teman mampu melahap dengan baik 22 buku itu.
karenamu, aku sering tidak tidur sama sekali dan ajaibnya aku tidak pernah ngantuk dan selalu tertarik aktif berdiskusi besoknya selama 4 jam di kelas.
karenamu, aku sering tidak mandi ke kampus, karena ternyata mngerjakan tugasmu lebih menarik dan lebih berharga daripada mandi yang biasanya menjadi prioritasku. dan ajaibnya, aku bisa ke kampus dengan segar dan pede.
kau tidak pernah menyela kami yang sering berdebat gak jelas,
kau tidak pernah menyalahkan kami atas konsep kami yang ngawur,
Bapak, u are really my energizer.
Bagi orang lain mungkin engkau dosen killer, tapi bagiku engkau dosen terbaik, terhumanis.
nilai pemberianmu untukku hanya AB, tapi bagiku itu A+,
karena banyak hal yang lebih berharga dari nilai A yang kudapat darimu.
Kau satu-satunya dosen yang mengundang kami para mahasiswamu buka bersama di rumahmu dan kami dijamu dengan berbagai makanan yang telah dipersiapkan oleh istrimu yang sama baiknya sepertimu, dan juga membungkuskan kami makanan untuk dibawa pulang.
Engkau satu-satunya dosen yang pernah mengajak kami berkunjung ke sawahmu di Majalengka dan kami dibekali beras dan mangga dari sawahmu.
Sayang sekali, pertemuanku denganmu hanya 1 semester saja. di semester berikutnya, kuotaku sudah habis dan tidak bisa mengambil mata kuliah pilihan agar bisa belajar bersamamu.
Dan pagi ini, setelah 4 hari aku menunggu balasan sms darimu, akhirnya aku bisa kembali bertemu denganmu, aku merasa mendapatkan energi baru, walau pertemuan itu hanya sebentar, hanya untuk memberikan buku kiriman dari temanku di Belanda sebagai hadiah dariku, untuk engkau Guru Penyemangat.
*Didedikasikan untuk dosen terbaikku di IPB, Dr. Amri Jahi, engkau laksana hujan di gurun pasir, penyejuk di tengah gersangnya dunia pendidikan!
kulit putih, (ah tapi bukan itu yang penting).
senyum manis, berwibawa, penuh kharisma,
Ah Bapak... susah sekali menemukan yang serupa sepertimu.
bukan kelebihan fisikmu yang kuingat, tapi yang lebih dari itu.
Kau satu-satunya dosen yang membuat aku benar-benar merasa ter-encourage,
membuatku menjadi pembelajar sejati.
cara bicaramu yang tidak pernah menggurui dan menghakimi.
darimu aku belajar tentang belajar yang sesungguhnya.
Kau satu-satunya dosen yang memberikan aku 22 buku tebal untuk 1 mata kuliah dalam satu semester (mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa), dan dengan caramu, aku dan teman-teman mampu melahap dengan baik 22 buku itu.
karenamu, aku sering tidak tidur sama sekali dan ajaibnya aku tidak pernah ngantuk dan selalu tertarik aktif berdiskusi besoknya selama 4 jam di kelas.
karenamu, aku sering tidak mandi ke kampus, karena ternyata mngerjakan tugasmu lebih menarik dan lebih berharga daripada mandi yang biasanya menjadi prioritasku. dan ajaibnya, aku bisa ke kampus dengan segar dan pede.
kau tidak pernah menyela kami yang sering berdebat gak jelas,
kau tidak pernah menyalahkan kami atas konsep kami yang ngawur,
Bapak, u are really my energizer.
Bagi orang lain mungkin engkau dosen killer, tapi bagiku engkau dosen terbaik, terhumanis.
nilai pemberianmu untukku hanya AB, tapi bagiku itu A+,
karena banyak hal yang lebih berharga dari nilai A yang kudapat darimu.
Kau satu-satunya dosen yang mengundang kami para mahasiswamu buka bersama di rumahmu dan kami dijamu dengan berbagai makanan yang telah dipersiapkan oleh istrimu yang sama baiknya sepertimu, dan juga membungkuskan kami makanan untuk dibawa pulang.
Engkau satu-satunya dosen yang pernah mengajak kami berkunjung ke sawahmu di Majalengka dan kami dibekali beras dan mangga dari sawahmu.
Sayang sekali, pertemuanku denganmu hanya 1 semester saja. di semester berikutnya, kuotaku sudah habis dan tidak bisa mengambil mata kuliah pilihan agar bisa belajar bersamamu.
Dan pagi ini, setelah 4 hari aku menunggu balasan sms darimu, akhirnya aku bisa kembali bertemu denganmu, aku merasa mendapatkan energi baru, walau pertemuan itu hanya sebentar, hanya untuk memberikan buku kiriman dari temanku di Belanda sebagai hadiah dariku, untuk engkau Guru Penyemangat.
*Didedikasikan untuk dosen terbaikku di IPB, Dr. Amri Jahi, engkau laksana hujan di gurun pasir, penyejuk di tengah gersangnya dunia pendidikan!
mimpi
mimpi,
yang tak mungkin terwujud,
karena sabda dewa,
yang tak mungkin dilanggar,
aku tak ingin terbangun,
hanya di mimpi ini semuanya nyata,
hanya di mimpi ini aku bahagia.
Aku bahagia.
Aku terbangun,
semuanya hanya di alam mimpi.
Ah, Tuhan...
Kenapa Kau biarkan dewa mempunyai peraturan sendiri,
jika dilanggar akan durhaka.
Let's me keep dreaming!
yang tak mungkin terwujud,
karena sabda dewa,
yang tak mungkin dilanggar,
aku tak ingin terbangun,
hanya di mimpi ini semuanya nyata,
hanya di mimpi ini aku bahagia.
Aku bahagia.
Aku terbangun,
semuanya hanya di alam mimpi.
Ah, Tuhan...
Kenapa Kau biarkan dewa mempunyai peraturan sendiri,
jika dilanggar akan durhaka.
Let's me keep dreaming!
Rabu, 26 Januari 2011
Israel membuat saudaraku bungkam!
Malam ini, seharusnya aku menulis sinopsis thesis yang ditugaskan oleh ketua program studi, yang harus dikumpulkan tiga hari lagi. Tapi, berita yang kudapat barusan dari saudaraku di Palestina membuatku tak kuasa menulis sinopsis thesis tersebut. Berita tersebut mebuat thesisku seolah-olah tidak penting.
lima belas menit lalu, saudaraku di Palestina, menyapaku di yahoo. Seperti biasa, penduduk kota Nablus itu sangat hangat dan ramah, walau kutahu di tempat tinggalnya sana, di negerinya sendiri, tidak ada lagi kehangatan dan keramahan. Seperti biasa, dia menanyakan kabarku dan keluargaku di Indonesia. Dan tentunya kujawab baik-baik saja. Kemudian aku sempat bercerita dengan kondisiku yang sedang kerepotan karena pembantuku berhenti kerja, sehingga tugas-tugas kuliahku banyak terbengkalai. Oh tak kusangka ceritaku ini menjadi sangat memalukan, baru ditinggal pembantu aja sudah mengeluh. Padahal dia di sana mengahadapi banyak masalah dan tekanan, untuk beribadah lho!
Kemudian, setelah lama terdiam, tangannya tidak mengetik apapaun, tidak sepertinya dia meminta. Ya, dia minta didoakan agar keluarga dan muslim di Palestina diberi kekuatan. Dan aku balas biasa saja, ya pasti kudoakan untuk kalian di sana. Kataku dalam chatting tersebut.
Dan dia pun terdiam lagi. Aku hanya mengira dia sedang melakukan hal yang lain. Ternyata dia hanya menahan perasaan dan keinginan untuk bercerita.
Dia pun mengetik kembali dengan mengatakan bahwa dia sedang sedih. Tak seperti biasanya orang-orang palestina yang kuat, mengatakan bahwa mereka sedang bersedih. Mungkin beban yang dipundaknya terlalu berat. Dia berkata, bahwa semalam (24 januari 2011), tentara Israel menjemput paksa sepupu laki-lakinya, dan sampai sekarang dia tidak tahu keberadaan sepupunya itu. Dia hanya minta aku mendoakan sepupunya tersebut, dan kemudian dia seperti menyesal bercerita kepadaku.
Dan aku dengan tidak punya perasaan, malah menanyakan tentang sepupunya tersebut, menanyakan usianya, dan pekerjaannya. Dia menjawab dengan mengetik “22 y”, dengan maksud 22 tahun dan dia bilang bahwa sepupunya tersebut baru lulus kuliah. Aku juga sempat bertanya, apa donk alasan Israel menculik sepupunya tersebut. Dia hanya bilang tidak tahu, namun kemungkinan berhubungan dengan kakaknya sepupu yang ditangkap tersebut yang sudah dipenjara selama 9 tahun.
Aku sempat memintanya menulis email tentang penculikan tersebut, dan mengirimnya ke kantor berita nasional. Dia mengiyakan dan segera menulis. Tapi kemudian, dia membatalkan. Dia bilang bahwa seandainya kasus ini terekspos di media, maka akan berbahaya buat keselamatan sepupunya tersebut. Sehingga, ketika kutanya nama sepupunya dan jam ketika penculikan pun, dia tidak mau menjawab.
Sebesar itukah kekuatan penjahat biadab itu, sehingga mampu menutup mulut saudaraku di sana! Padahal, diungkap atau tidak di media, keluarganya yang diculik tidak pernah kembali. Tidak! Baik laki-laki ataupun perempuan. Padahal, Tepi Barat tempatnya tinggal sering dianggap tempat aman, dan diberi kemudahan akses keluar.
Seperti bagaimana dia bisa keluar dari Palestina dan kemudian datang ke Indonesia untuk menghadiri undangan training yang diadakan oleh kantorku dua tahun lalu. Itu adalah bukti bahawa dia masih diberi kemudahan oleh Israel. Tapi berbaik-baik dengan Israel bukan berarti akan diperlakukan baik seterusnya, itu terbukti, sekitar dua bulan lalu, terjadi penembakan terhadap pemuda di Nablus yang merupakan teman kuliah saudara Palestinianku yang lain.
Yah, aku jadi malu. Benar-benar malu. Di sini kita masih banyak mengeluh dan mengeluh. Masih banyak menghabiskan waktu hanya untuk dunia fana. Di sana mereka berdarah-darah hanya untuk beribadah, mempertahankan akidah.
Sampai sekarang, berita tersebut masih belum diketahui dunia. Dan yang pasti masih banyak kisah-kisah kain yang belum diketahui dunia luar karena kebungkaman mereka!
lima belas menit lalu, saudaraku di Palestina, menyapaku di yahoo. Seperti biasa, penduduk kota Nablus itu sangat hangat dan ramah, walau kutahu di tempat tinggalnya sana, di negerinya sendiri, tidak ada lagi kehangatan dan keramahan. Seperti biasa, dia menanyakan kabarku dan keluargaku di Indonesia. Dan tentunya kujawab baik-baik saja. Kemudian aku sempat bercerita dengan kondisiku yang sedang kerepotan karena pembantuku berhenti kerja, sehingga tugas-tugas kuliahku banyak terbengkalai. Oh tak kusangka ceritaku ini menjadi sangat memalukan, baru ditinggal pembantu aja sudah mengeluh. Padahal dia di sana mengahadapi banyak masalah dan tekanan, untuk beribadah lho!
Kemudian, setelah lama terdiam, tangannya tidak mengetik apapaun, tidak sepertinya dia meminta. Ya, dia minta didoakan agar keluarga dan muslim di Palestina diberi kekuatan. Dan aku balas biasa saja, ya pasti kudoakan untuk kalian di sana. Kataku dalam chatting tersebut.
Dan dia pun terdiam lagi. Aku hanya mengira dia sedang melakukan hal yang lain. Ternyata dia hanya menahan perasaan dan keinginan untuk bercerita.
Dia pun mengetik kembali dengan mengatakan bahwa dia sedang sedih. Tak seperti biasanya orang-orang palestina yang kuat, mengatakan bahwa mereka sedang bersedih. Mungkin beban yang dipundaknya terlalu berat. Dia berkata, bahwa semalam (24 januari 2011), tentara Israel menjemput paksa sepupu laki-lakinya, dan sampai sekarang dia tidak tahu keberadaan sepupunya itu. Dia hanya minta aku mendoakan sepupunya tersebut, dan kemudian dia seperti menyesal bercerita kepadaku.
Dan aku dengan tidak punya perasaan, malah menanyakan tentang sepupunya tersebut, menanyakan usianya, dan pekerjaannya. Dia menjawab dengan mengetik “22 y”, dengan maksud 22 tahun dan dia bilang bahwa sepupunya tersebut baru lulus kuliah. Aku juga sempat bertanya, apa donk alasan Israel menculik sepupunya tersebut. Dia hanya bilang tidak tahu, namun kemungkinan berhubungan dengan kakaknya sepupu yang ditangkap tersebut yang sudah dipenjara selama 9 tahun.
Aku sempat memintanya menulis email tentang penculikan tersebut, dan mengirimnya ke kantor berita nasional. Dia mengiyakan dan segera menulis. Tapi kemudian, dia membatalkan. Dia bilang bahwa seandainya kasus ini terekspos di media, maka akan berbahaya buat keselamatan sepupunya tersebut. Sehingga, ketika kutanya nama sepupunya dan jam ketika penculikan pun, dia tidak mau menjawab.
Sebesar itukah kekuatan penjahat biadab itu, sehingga mampu menutup mulut saudaraku di sana! Padahal, diungkap atau tidak di media, keluarganya yang diculik tidak pernah kembali. Tidak! Baik laki-laki ataupun perempuan. Padahal, Tepi Barat tempatnya tinggal sering dianggap tempat aman, dan diberi kemudahan akses keluar.
Seperti bagaimana dia bisa keluar dari Palestina dan kemudian datang ke Indonesia untuk menghadiri undangan training yang diadakan oleh kantorku dua tahun lalu. Itu adalah bukti bahawa dia masih diberi kemudahan oleh Israel. Tapi berbaik-baik dengan Israel bukan berarti akan diperlakukan baik seterusnya, itu terbukti, sekitar dua bulan lalu, terjadi penembakan terhadap pemuda di Nablus yang merupakan teman kuliah saudara Palestinianku yang lain.
Yah, aku jadi malu. Benar-benar malu. Di sini kita masih banyak mengeluh dan mengeluh. Masih banyak menghabiskan waktu hanya untuk dunia fana. Di sana mereka berdarah-darah hanya untuk beribadah, mempertahankan akidah.
Sampai sekarang, berita tersebut masih belum diketahui dunia. Dan yang pasti masih banyak kisah-kisah kain yang belum diketahui dunia luar karena kebungkaman mereka!
Langganan:
Postingan (Atom)