Ikan di kolam masih tetap riang,
Berenang dengan girang,
Tanpa peduli dengan hati majikan,
Yang gundah...
Seperti ditawan dan menanti hukuman,
Ketika daun kering jatuh terjun bebas,
Nurani mulai mencari nafas yang kan lepas,
Bersama butir-butir masa yang telah terkelupas,
Tanpa ada yang membekas.
Kenapa...?
Itu yang selalu dia baca,
Kenapa...?
Itu yang membuat berurai air mata.
Di balik jendela,
Kertas dan pena telah bercampur duka,
Lengan kain sutera,
Telah basah dengan peluh dosa.
Ketika sayup-sayup terdengar suara yang menggema,
Hati pemilik istana bisa merasa lega,
Dunia yang gelap ini telah dibekali berjuta jalan surga,
Tinggal bagaimana niat kita,
Mau melalui jalan yang mana,
SAng penyejuk lembut berkata pada penghuni istana.
^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar