Kamis, 29 Maret 2012

Demo dan mobil plat merah

Malam ini, berita-berita di TV, radio dan internet mengabarkan kondisi yang memanas di Salemba, akibat demo para mahasiswa yang menentang kenaikan BBM.
Saya langsung teringat dengan teman-teman saya yang berkantor dan tinggal di Salemba. Rasa khawatir ini begitu dalam, sungguh saya takut mereka menjadi sasaran amuk mahasiswa pendemo itu. Belum lagi mereka sering memakai kendaraan plat merah.

Aahhh... aku tak bisa membayangkan seandainya mobil plat merah yang ditumpangi temenku dijadikan sasaran amuk massa seperti halnya mobil resmob yang terbakar di sekitar Salemba beberapa jam lalu.
Yaa.... kendaraan plat merah memang sering dijadikan sasaran amuk massa ketika demo rusuh. padahal kendaraan-kendaraan tersebut dibeli dengan uang rakyat, yang artinya mereka membakar milik rakyat.

Semoga Engkau menyelamatkan mereka, Tuhan.

Kerusuhan malam ini mengingatkan saya, bagaimana dulu saya bersama rekan-rekan kantor saya yang berada dalam mobil plat merah, berusaha menyelamatkan diri dari amukan massa.
Saat itu, saya dan rekan-rekan kantor mengunjungi Kantor Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) untuk urusan kerjasama pelatihan bagi para instruktur. Dikarenakan ini adalah dinas kantor, maka siang itu, kami diantar oleh sopir kantor dengan menggunakan mobil plat merah.

Ketika kami tiba di kantor tersebut, massa pendemo yang berasal dari kalangan buruh sudah memenuhi halaman depan Kemenakertrans. Sebagian pendemo terlihat sholat dan makan siang di sekitar kantor tersebut. Saat itu memang jam menunjukkan saatnya istirahat makan siang. Urusan kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam. Setelah urusan selesai, secepatnya kami menelpon sopir, yang memang tidak kebagian parkir dan memutuskan berputar di luar kantor sambil menunggu urusan kami selesai. Sopir kami mengatakan bahwa dia mulai kesulitan masuk ke arah Kemenakertrans, karena pendemo kian bertambah. sempat ia mengusulkan agar kami jalan kaki keluar area Kemenakertrans. Namun salah satu dari kami tetap ingin dijemput di kantor tersebut.

Setelah bersusah payah, sopir kami akhirnya bisa masuk ke dalam, itu pun dengan bantuan ketat Polisi yang berjaga di demo tersebut.
Ketika kami keluar area tersebut, kami agak ketakutan, ada segerombolan pendemo dengan bendera di bambu di tangannya, menunjuk ke arah kami, dan kemudian mengejar kami.
Kami hanya bisa berdoa dengan cemas, semoga mereka tidak bermaksud jahat dan semoga jalan tikus yang kami lalui tidak macet. Sopir kami pun terlihat khawatir. Karena kami sama-sama sadar, mobil yang kami naiki ini adalah mobil plat merah yang sering jadi sasaran amukan massa disaat demo.

Alhamdulillah, berkat pertolongan-Nya, kami dengan mobil plat merah milik rakyat tersebut, berhasil selamat dan menjauh dari kerumunan massa yang mulai memanas...

Tidak ada komentar: